Fenomena Mudik, Sebuah Tradisi Yang Begitu Mengakar Di Masyarakat Kita
Posted in Budaya Menjelang hari Raya Idul Fitri, mayoritas masyarakat Indonesia yang tinggal di kota2 besar rame2 pada pulang menuju ke kampung halaman. Yup, ritual mudik namanya. Sebuah tradisi yang begitu mengakar di masyarakat kita. Ketika bulan puasa tiba kita bisa melihat ribuan orang sudah ngantri tiket buat mudik entah itu tiket pesawat, bis, kapal laut hingga kereta api. Berdesak2an hingga menginap di stasiun pun dilakoni oleh para calon pemudik agar bisa mendapatkan kursi. Semua itu tujuannya cuman satu yaitu berkumpul bersama keluarga, sodara2, teman2 lama & saling bermaaf2an.
Rela menginap di sebuah stasiun demi mendapatkan tiket mudik (gambar jurnaldigital.blogspot.com)
Bersilaturahmi & bermaaf2an sebenarnya bisa dilakukan dengan alat komunikasi terkini seperti lewat sms, email, situs jejaring sosial, chatting atopun BBM (blackberry messenger). Akan tetapi coba lihat saja penuturan beberapa orang ketika ditanya soal mudik…
“Mudik adalah kewajiban, setahun sekali saya harus pulang ke kampung halaman, menjenguk sekaligus sungkeman sama orang tua,” ucap (sebut saja) Budi.
“Kalo gak mudik rasanya gak afdol, dengan mudik kita bisa bertemu keluarga, sodara & teman2 dekat. Meski perlu pengorbanan salah satunya harga tiket yang mahal.” tutur (sebut saja) Paiman.
“Pulang ke kampung halaman di hari raya Idul Fitri dengan hari biasa itu lain rasanya. Suasananya berbeda,” kata (sebut saja) Agus.
Kecanggihan teknologi yang begitu mudah, cepat & murah tidak dapat mengalahkan apa yang namanya mudik
Dalam ajaran agama Islam sebenarnya tidak mengenal dengan yang namanya mudik. Fenomena mudik di hari lebaran yang terjadi disini ternyata juga diamati oleh kalangan pengamat budaya/akademisi luar negeri. Mereka begitu takjub melihat budaya tradisi bersilaturahmi & bermaaf2an yang terjadi di masyarakat kita. Dalam satu minggu jutaan orang bergerak serentak dari kota yang satu ke kota yang lain. Sebuah fenomena yang tidak terjadi di negara manapun termasuk negara serumpun Malingsia. Mudik adalah budaya asli Indonesia. Jangan sampe deh diklaim ama Malingsia hehehe… Oke deh selamat mudik
Bersilaturahmi & bermaaf2an sebenarnya bisa dilakukan dengan alat komunikasi terkini seperti lewat sms, email, situs jejaring sosial, chatting atopun BBM (blackberry messenger). Akan tetapi coba lihat saja penuturan beberapa orang ketika ditanya soal mudik…
“Mudik adalah kewajiban, setahun sekali saya harus pulang ke kampung halaman, menjenguk sekaligus sungkeman sama orang tua,” ucap (sebut saja) Budi.
“Kalo gak mudik rasanya gak afdol, dengan mudik kita bisa bertemu keluarga, sodara & teman2 dekat. Meski perlu pengorbanan salah satunya harga tiket yang mahal.” tutur (sebut saja) Paiman.
“Pulang ke kampung halaman di hari raya Idul Fitri dengan hari biasa itu lain rasanya. Suasananya berbeda,” kata (sebut saja) Agus.
Kecanggihan teknologi yang begitu mudah, cepat & murah tidak dapat mengalahkan apa yang namanya mudik
Dalam ajaran agama Islam sebenarnya tidak mengenal dengan yang namanya mudik. Fenomena mudik di hari lebaran yang terjadi disini ternyata juga diamati oleh kalangan pengamat budaya/akademisi luar negeri. Mereka begitu takjub melihat budaya tradisi bersilaturahmi & bermaaf2an yang terjadi di masyarakat kita. Dalam satu minggu jutaan orang bergerak serentak dari kota yang satu ke kota yang lain. Sebuah fenomena yang tidak terjadi di negara manapun termasuk negara serumpun Malingsia. Mudik adalah budaya asli Indonesia. Jangan sampe deh diklaim ama Malingsia hehehe… Oke deh selamat mudik
Rela menginap di sebuah stasiun demi mendapatkan tiket mudik (gambar jurnaldigital.blogspot.com)
Bersilaturahmi & bermaaf2an sebenarnya bisa dilakukan dengan alat komunikasi terkini seperti lewat sms, email, situs jejaring sosial, chatting atopun BBM (blackberry messenger). Akan tetapi coba lihat saja penuturan beberapa orang ketika ditanya soal mudik…
“Mudik adalah kewajiban, setahun sekali saya harus pulang ke kampung halaman, menjenguk sekaligus sungkeman sama orang tua,” ucap (sebut saja) Budi.
“Kalo gak mudik rasanya gak afdol, dengan mudik kita bisa bertemu keluarga, sodara & teman2 dekat. Meski perlu pengorbanan salah satunya harga tiket yang mahal.” tutur (sebut saja) Paiman.
“Pulang ke kampung halaman di hari raya Idul Fitri dengan hari biasa itu lain rasanya. Suasananya berbeda,” kata (sebut saja) Agus.
Kecanggihan teknologi yang begitu mudah, cepat & murah tidak dapat mengalahkan apa yang namanya mudik
Dalam ajaran agama Islam sebenarnya tidak mengenal dengan yang namanya mudik. Fenomena mudik di hari lebaran yang terjadi disini ternyata juga diamati oleh kalangan pengamat budaya/akademisi luar negeri. Mereka begitu takjub melihat budaya tradisi bersilaturahmi & bermaaf2an yang terjadi di masyarakat kita. Dalam satu minggu jutaan orang bergerak serentak dari kota yang satu ke kota yang lain. Sebuah fenomena yang tidak terjadi di negara manapun termasuk negara serumpun Malingsia. Mudik adalah budaya asli Indonesia. Jangan sampe deh diklaim ama Malingsia hehehe… Oke deh selamat mudik
Bersilaturahmi & bermaaf2an sebenarnya bisa dilakukan dengan alat komunikasi terkini seperti lewat sms, email, situs jejaring sosial, chatting atopun BBM (blackberry messenger). Akan tetapi coba lihat saja penuturan beberapa orang ketika ditanya soal mudik…
“Mudik adalah kewajiban, setahun sekali saya harus pulang ke kampung halaman, menjenguk sekaligus sungkeman sama orang tua,” ucap (sebut saja) Budi.
“Kalo gak mudik rasanya gak afdol, dengan mudik kita bisa bertemu keluarga, sodara & teman2 dekat. Meski perlu pengorbanan salah satunya harga tiket yang mahal.” tutur (sebut saja) Paiman.
“Pulang ke kampung halaman di hari raya Idul Fitri dengan hari biasa itu lain rasanya. Suasananya berbeda,” kata (sebut saja) Agus.
Kecanggihan teknologi yang begitu mudah, cepat & murah tidak dapat mengalahkan apa yang namanya mudik
Dalam ajaran agama Islam sebenarnya tidak mengenal dengan yang namanya mudik. Fenomena mudik di hari lebaran yang terjadi disini ternyata juga diamati oleh kalangan pengamat budaya/akademisi luar negeri. Mereka begitu takjub melihat budaya tradisi bersilaturahmi & bermaaf2an yang terjadi di masyarakat kita. Dalam satu minggu jutaan orang bergerak serentak dari kota yang satu ke kota yang lain. Sebuah fenomena yang tidak terjadi di negara manapun termasuk negara serumpun Malingsia. Mudik adalah budaya asli Indonesia. Jangan sampe deh diklaim ama Malingsia hehehe… Oke deh selamat mudik
0 komentar:
Berikan komentar anda disini!