Friday, August 26, 2011

0

Fenomena Mudik, Sebuah Tradisi Yang Begitu Mengakar Di Masyarakat Kita

Posted in



  Rela menginap di sebuah stasiun demi mendapatkan tiket mudik (gambar jurnaldigital.blogspot.com)

Bersilaturahmi & bermaaf2an sebenarnya bisa dilakukan dengan alat komunikasi terkini seperti lewat sms, email, situs jejaring sosial, chatting atopun BBM (blackberry messenger). Akan tetapi coba lihat saja penuturan beberapa orang ketika ditanya soal mudik…

“Mudik adalah kewajiban, setahun sekali saya harus pulang ke kampung halaman, menjenguk sekaligus sungkeman sama orang tua,” ucap (sebut saja) Budi.

“Kalo gak mudik rasanya gak afdol, dengan mudik kita bisa bertemu keluarga, sodara & teman2 dekat. Meski perlu pengorbanan salah satunya harga tiket yang mahal.” tutur (sebut saja) Paiman.

“Pulang ke kampung halaman di hari raya Idul Fitri dengan hari biasa itu lain rasanya. Suasananya berbeda,” kata (sebut saja) Agus.

Kecanggihan teknologi yang begitu mudah, cepat & murah tidak dapat mengalahkan apa yang namanya mudik

Dalam ajaran agama Islam sebenarnya tidak mengenal dengan yang namanya mudik. Fenomena mudik di hari lebaran yang terjadi disini ternyata juga diamati oleh kalangan pengamat budaya/akademisi luar negeri. Mereka begitu takjub melihat budaya tradisi bersilaturahmi & bermaaf2an yang terjadi di masyarakat kita. Dalam satu minggu jutaan orang bergerak serentak dari kota yang satu ke kota yang lain. Sebuah fenomena yang tidak terjadi di negara manapun termasuk negara serumpun Malingsia. Mudik adalah budaya asli Indonesia. Jangan sampe deh diklaim ama Malingsia hehehe… Oke deh selamat mudik
Rela menginap di sebuah stasiun demi mendapatkan tiket mudik (gambar jurnaldigital.blogspot.com)

Bersilaturahmi & bermaaf2an sebenarnya bisa dilakukan dengan alat komunikasi terkini seperti lewat sms, email, situs jejaring sosial, chatting atopun BBM (blackberry messenger). Akan tetapi coba lihat saja penuturan beberapa orang ketika ditanya soal mudik…

“Mudik adalah kewajiban, setahun sekali saya harus pulang ke kampung halaman, menjenguk sekaligus sungkeman sama orang tua,” ucap (sebut saja) Budi.

“Kalo gak mudik rasanya gak afdol, dengan mudik kita bisa bertemu keluarga, sodara & teman2 dekat. Meski perlu pengorbanan salah satunya harga tiket yang mahal.” tutur (sebut saja) Paiman.

“Pulang ke kampung halaman di hari raya Idul Fitri dengan hari biasa itu lain rasanya. Suasananya berbeda,” kata (sebut saja) Agus.

Kecanggihan teknologi yang begitu mudah, cepat & murah tidak dapat mengalahkan apa yang namanya mudik

Dalam ajaran agama Islam sebenarnya tidak mengenal dengan yang namanya mudik. Fenomena mudik di hari lebaran yang terjadi disini ternyata juga diamati oleh kalangan pengamat budaya/akademisi luar negeri. Mereka begitu takjub melihat budaya tradisi bersilaturahmi & bermaaf2an yang terjadi di masyarakat kita. Dalam satu minggu jutaan orang bergerak serentak dari kota yang satu ke kota yang lain. Sebuah fenomena yang tidak terjadi di negara manapun termasuk negara serumpun Malingsia. Mudik adalah budaya asli Indonesia. Jangan sampe deh diklaim ama Malingsia hehehe… Oke deh selamat mudik  

0 komentar:

Berikan komentar anda disini!

YOUR MESSAGE....