Mahfud MD: Ruhut Sitompul langgar kode etik

JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh anggota Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul, kepada Wakil Ketua Panitia Khusus Angket Century dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gayus Lumbuun dalam sidang Pansus Hak Angket DPR kasus Bank Century merupakan pelanggaran kode etik.

"Bukan pelanggaran hukum, jadi kalau hukum pelanggarannya ke pengadilan, sedangkan pelanggaran etik ke badan kehormatan (BK) saja. Bisa diselesaikan di BK bisa juga diselesaikan di luar begitu saja kalau tidak ada yang dirugikan oleh hal itu secara etik," kata Mahfud di Jakarta, hari ini.

Menurut dia, sindiran atau kasar memang kadang muncul dalam politik. Dia mencontohkan mantan Jaksa Agung Abdurrahman Saleh mendapatkan sindiran di Komisi III DPR.

"Itu bukan pertama kali terjadi, dulu saat sidang dengan kejaksaan agung pernah juga terjadi dengan ungkapan dulu ustad santri di kampung maling yang diungkapkan anggota Komisi III," ujarnya. Karena itu, sebaiknya persoalan emosi itu sebaiknya diselesaikan di internal DPR yaitu lewat BK.

Sebelumnya, Lontaran kata "bangsat" dan adu mulut antara Ruhut dan Gayus kemarin, dipicu oleh interupsi Ruhut kepada Gayus selaku pimpinan sidang. Ruhut mengingatkan Gayus agar jangan pilih kasih dalam memberi waktu bertanya bagi fraksinya sendiri, PDIP. Menurut Ruhut, Gayus memberi waktu terlalu banyak bagi Fraksi PDIP dalam memeriksa saksi, sementara waktu untuk fraksi lain lebih sedikit. Gayus menepis hal itu, namun Ruhut terus memperpanjang masalah hingga keributan tidak terelakkan.

"Waktu bertanya semua fraksi sama, satu jam kurang. Kalau Ruhut menganggap waktu untuk Fraksi PDIP dua jam, maka dia tidak menghitung dengan benar," kata Gayus. Meski tidak akan membawa masalah "bangsat" dan pertengkaran ini ke BK, namun Gayus meminta rapat internal untuk mendisiplinkan anggota pansus.

(dat07/vvn)

from: waspada.co.id

print this page